| |
Rubrik "Khas Minahasa" ini
disediakan khusus bagi anda yang ingin menyumbangkan tulisan/artikel yang
berhubungan dengan cara-cara tradisional/kebiasaan unik yang merupakan ciri
khas Minahasa. Kirimkan ke
Webmaster dengan mencantumkan nama dan
e-mail yang jelas. |
Pohon Seho(Enau) dan manfaatnya
Penulis: Frans J. Rindorindo
Pohong seho(Enau) di Minahasa masih belum dibudidayakan
kendati banyak manfaatnya, antara lain :
A). GOMUTU.
membaluti seluruh batang pohong seho. Gomutu dapat di olah menjadi:
(1).Sapu lantai. (2) Tali Gomutu. (3). Lidi Gomutu untuk mengusir roh
halus/setan.
B). MAFAFA. (yang masih muda dan belum terurai).
(1). Diolah untuk" Parundak" biasanya dipergunakan pada acara khusus
antara lain pesta kawin,dipasang melengkung di depan pintu masuk halaman
rumah atau di depan pintu masuk halaman gereja atau Pintu batas memasuki
desa.
(2). Daun mafafa yang tua dibikin sapu lidi, diikat sebesar ruas tangan.
(3). Lidi-lidi seho dapat di potong-potong seukuran 10 cm untuk anak pemula sekolah
guna membantu kemudahan pelajaran tambah-tambahan atau kurang-kurangan.
C). MAYANG SEHO.
Diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan:
(1). Saguer. (2). Gula Batu. (3). Cuka. (4). Cap tikus.
D). Mayang Batu. (Yang Tua).
Mayang Batu adalah mayang seho dan bukan untuk mayang saguer. Mayang batu
dapat diolah menjadi buah kolang-kaling yang rasanya kenyal-kenyil kalau di
makan dan biasanya buah kolang-kaling bisa didapati di Jakarta atau Pulau
Jawa umumnya, atau di Thailand.
E). Isi Batang seho menghasilkan ---> Sagu Aren.
Yang sangat menarik adalah mayang seho karena orang Minahasa penggemar
minum "SAGUER". Rasa Saguer dapat diatur oleh petifarnya sehingga
menghasilkan rasa manis, manis-manis asang dan rasa asang gurih.
Saguer manis, bagi seorang ibu yang baru melahirkan dapat meminumnya
karena menambah "ASI".
Masing-masing pohon seho mempunyai ---> Beda Rasa. Ada yang rasa durian, rasa
solobar. Kecairan saguer juga ada perbedaan yaitu kental, kental-kental cair dan
cair.
Beking saguer tidaklah gampang-gampangan. Sejenak melihat orang mengolah saguer
kelihatannya gampang. Padahal janganlah pandang enteng, sebab bisa-bisa bukang
aer saguer yang takumpul di alat penadah tapi bisa-bisa cuma "Ofu"(Lebah) sasaja yang
ada didalam alat penadah (gatah). "Gatah" adalah alat penadah saguer yang
terbuat dari buluh/bambu. Untuk menanggulangi agar "ofu" nyandak maso di
gatah maka permukaan gatah harus dibalut dengan gomutu serapih mungkin
agar ofu nyandak bisa tamaso ke gatah (musti extra ketat dan ketelitian
membalut permukaan gatah dan pelepah batang mayang).
Tapi pada akhir-akhir ini petifar saguer tidak lagi menggunakan "gatah" dari
buluh melainkan dari galon plastik. Saguer yang ditadah dengan galon
plastik maka saguer akan berbeda rasa (Rasa kurang enak) Saguer yang enak
adalah saguer yang di tadah dengan buluh atau bambu.
Cara membuat rasa saguer yang "keras" hendaknya memasukkan buah batu
kedalam gatah penampung saguer.
Bikin saguer manis hendaknya gatah selalu dibersihkan dari bekas gatah
saguer tampungan sebelumnya.
Apalagi kalu mo beking gula batu, maka betul-betul dicuci bersih-bersih itu gatah
agar hasil saguer sangat-sangat manis.
Nah.. jadi berbicara bagaimana beking saguer maka perlu extra kesabaran,
teliti, cermat, jeli atau sangat hati-hati memperhatikan kebutuhan "rasa" yang
di kehendaki penggemar/peminum saguer.
Saguer murni bisa langsung diolah/di suling hingga jadi cap tikus. Atau
saguer-saguer yang nggak habis dijual dapat di simpan atau dikumpul dalam
tampayang.
Saguer yang lama tersimpan akan berubah menjadi Cuka murni. Dan lebih lama
tersimpan maka selain menmjadi Cuka maka dapat disuling/bakar dan berakhir
menguap dan uap tetesan yang ditampung itulah yang disebut atau jadi "Cap
tikus".
SAGUER GULA BATU. (RASA MANIS SEKALI).
Saguer Manis di masak di belangang goreng(kuali) besar dan di di jaga atau diatur
nyala apinya hingga saguer manis terus berproses dan berproses hingga
jadilah "gula batu". Saat-saat saguer berproses mendekati atau menjurus berubah
menjadi gula maka pengelola semakin extra hati-hati menjaga kestabilan panas
api. Sebab bila lalai mengatur kestabilan api maka akan "menguap keluar"
tu gula yang hampir menjadi gula. Kalau proses mendekati jadi gula dan
akan menguap keluar belanga, maka dapat di lumpuhkan dengan menabur buah
balacae yang sudah di haluskan. Buak balacae ini harus selalu tersedia di
saat membikin gula batu.
Pengalaman beking gula batu adalah pengalaman waktu di penyingkiran masa
Permesta. Sedangkan pengalaman batifar saguer saat saya angkat remaja (Nyong-nyong)
gara-gara ortu suka ngedumel mengingatkan kalu somo kaweng katanya sebagaui
anak laki-laki musti terlebih dahulu harus tahu batifar.
(Sekedar bagi pengalaman dan bagaimana bung Berce J.P)
**Rindorindo J.Frans.** |
Lihat hasil diskusi topik
ini... |
|